Sabtu, 31 Maret 2012

Hama dan Penyakit Ketela Pohon/ Singkong

HAMA
a) Uret (Xylenthropus) 
Ciri: berada dalam akar dari tanaman. Gejala: tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan   umbi dirusak. Pengendalian: bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam dan atau mencampur sevin pada saat pengolahan lahan. 

b) Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)
Ciri: menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun tersebut. Gejala: daun akan menjadi kering. Pengendalian: menanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.

PENYAKIT
a) Bercak daun bakteri
Penyebab: Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG . Gejala: bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati. Pengendalian: menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun

b) Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith)
Ciri: hidup di daun, akar dan batang. Gejala: daun yang mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang dan umbi langsung membusuk. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan seperti Adira 1, Adira 2 dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat.

c) Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)
Penyebab: cendawan yang hidup di dalam daun. Gejala: daun bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati. Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.

d) Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)

Penyebab: cendawan yang hidup pada daun. Gejala: adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda. Pengendalian: memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit


Copyright@2011 agromaret.com

Jumat, 30 Maret 2012

Mengatasi Serangan Tungau (kutu) pada Ubikayu-singkong secara Murah

Berdasarkan pengalaman, serangan tungau pada ubikayu saat musim kemarau dapat dilakukan secara murah. Tidak harus menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida untuk ubi kayu dirasa sangat mahal, tidak sebanding dengan nilai ekonominya. Di samping itu, pestisida tidak baik untuk kesehatan, bahkan berdampak negatif pada lingkungan. Intensitas serangan tungau tinggi hanya musim kemarau saja. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tungau hanya menyerang tanaman jika lingkungannya kering. Buktinya pada musim hujan tidak ada serangan tungau. Jadi kuncinya ada pada kelembaban. Demikian disampaikan Ir. Margono Rachmad, Kepala KP Kendalpayak saat menjelaskan budi daya ubikayu kepada Gapoktan Desa Gampeng, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk yang berkunjung ke Balitkabi Kamis (9/2).
Atas dasar itu, pengendalian tungau di KP Kendalpayak dengan mengatur kelembaban. ”Caranya tanaman ubikayu yang terserang tungau disemprot dengan air, sehingga kondisinya seolah-olah hujan” tutur pak Margono. Cara ini ternyata efektif untuk mengendalikan tungau yang menyerang ubikayu, lanjutnya. Pengendalian tungau melalui pengaturan kelembaban dinilai sangat efektif menekan intensitas serangan tungau. Dengan kata lain selain ramah lingkungan cara ini dinilai jauh lebih murah dan ekonomis.
Selain di pertanaman plasma nutfah ubikayu, para tamu yang berjumlah 50 orang tersebut juga dijelaskan tentang koleksi plasmanutfah aneka umbi-umbian potensial. Kemudian ke lokasi KRPL Balitkabi dan UPBS. Di UPBS, para tamu melihat bagaimana benih sumber diproses hingga siap dikirim ke konsumen.
Penjelasan lebih mendalam tentang budidaya dan varietas unggul ubikayu diberikan oleh Ir. Kartika Nurwidjayanti, MS. Dalam paparannya, Ibu Kartika menjelaskan budidaya ubikayu mulai dari penyiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman dan pemeliharaan, hingga panen. Aneka varietas unggul ubikayu rakitan Balitkabi turut dijelaskan. Selain itu, peneliti-pemulia ubikayu ini juga  mendorong kelompok tani untuk mengelola tanaman ubikayu dengan baik. “Karena prospek ubikayu saat ini mengalami peningkatan drastis” urai bu Kartika.
Sebelumnya rombongan Gapoktan ini diperkenalkan tentang mandat, tugas, dan fungsi  Balitkabi oleh Ir. Achmad Winarto, serta diterima oleh Dr. A.A. Rahmianna, yang menjabat Plh Kepala Balitkabi.

sumber : http://balitkabi.litbang.deptan.go.id

Galery panen Perdana singkong mekarmanik

11 bulan maret 2012
Panen Perdana maret 2012 singkong mekarmanik di Desa Kalicinta,Kotabumi Utara,Lampung utara.
Telp/Handphone :  Kontak Person  ; Zul/IbrohimHP : 081279582097
Email :  ibrohimagro@yahoo.com

Kamis, 29 Maret 2012

Potensi Peningkatan Hasil Ubikayu Melalui Sistem Sambung Mukibat

Budi daya ubikayu sambung  sistem Mukibat telah lama dikenal di Jawa Timur, namun sejauh ini cara tersebut tidak berkembang. Dengan meningkatnya permintaan ubikayu sebagai bahan baku bioetanol, cara ini dikembangkan lagi oleh beberapa pemerintah daerah dan petani dengan harapan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Hasil survei usahatani menunjukkan belum adanya teknologi baku untuk ubikayu sambung di tingkat petani. Meskipun demikian, penanaman ubikayu sistem sambung Mukibat di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Gunung Kidul dan di Lampung Tengah masing-masing menghasilkan 59 t, 72 t dan 59 t/ha dan keuntungan Rp 24.334.000,- (B/C ratio 3,0), Rp. 8.027.000,- (B/C ratio 1,3) dan Rp 22.315.000,- (B/C ratio 2,1).


Penyiapan bibit untuk ubikayu sambung sangat menentukan keberhasilan tanaman, oleh karena itu diperlakukan lebih khusus dibandingkan bibit ubikayu biasa (tanpa sambung). Terdapat tiga macam bibit di tingkat petani, yaitu:
a. Bibit sambungan baru.
Disiapkan batang atas ketela karet (Manihot glasiovii) dan batang bawah (varietas unggul maupun unggul lokal) yang berdiameter sama, tidak terlalu muda maupun tua (Gambar 1). Bahan untuk bibit yang sudah disiapkan hendaknya ditaruh di tempat yang teduh agar getahnya tidak mengering. Waktu yang tepat untuk penyambungan adalah pada musim kemarau pada bulan Agustus – September karena getahnya kental sehingga memudahkan proses penyambungan dan tingkat keberhasilannya tinggi. Bila penyambungan dilakukan pada musim hujan, getahnya encer sehingga menghambat proses penyambungan.

Gambar 1. (a) proses penyambungan batang atas dan batang bawah, (b) Penampungan setelah penyambungan (peletakan bibit sambung dibalik sehingga batang atas di bagian bawah), (c) Pemilihan bibit bertunas untuk ditanam.

b. Bibit Randan.
Bibit Randan adalah bibit  yang berasal dari bibit sambungan yang telah dipanen dan ditanam lagi. Penggunaan bibit Randan dapat diulang 3 – 4 kali sehingga disebut Randan-1 (pengulangan pertama), Randan 2 (pengulangan kedua) begitu seterusnya (Gambar 2). Atas dasar pengalaman petani hasil umbi yang terbaik adalah dari bibit Randan-1 dan Randan-2.

Gambar 2. (a) Bibit sambungan baru, (b) bibit Randan 1 (tahun ke-2), (c) bibit Randan 2 (tahun ke-3)

Cara penyiapan bibit Randan adalah dengan memotong sedikit bagian pangkal batang tempat kedudukan umbi dan memotong batang atas yang disisakan 4 – 5 mata tunas. Keuntungan  penggunaan bibit Randan adalah:
  1. Sambungan sudah kuat, tidak mudah patah
  2. Cepat bertunas
  3. Produksi lebih tinggi daripada sambungan baru
  4. Pertumbuhan tanaman lebih kokoh
  5. Tidak memerlukan biaya penyambungan

c. Bibit sambung batang atau sambung pucuk
Bibit sambung batang atau pucuk adalah bibit yang penyambungannya dilakukan di lapang pada tanaman yang berumur 2 -  3 bulan. Caranya, dengan memotong miring batang ubikayu yang telah tumbuh kemudian disambung dengan batang ketela karet.  Cara ini dinilai kurang efektif oleh petani karena mudah patah, butuh waktu yang lebih lama, dan memerlukan ketrampilan yang lebih baik dibandingkan sambung sistem Mukibat.
Cara budidaya ubikayu sambung sistem Mukibat di tingkat petani, di beberapa daerah masih sangat beragam sehingga produksinya juga beragam.  Seperti halnya dengan ubikayu biasa, setelah dilakukan pengolahan tanah sempurna kemudian tanah dibentuk sesuai dengan  cara penanamannya yaitu cara kenongan (guludan per individu tanaman) (Gambar 3a), guludan  memanjang (Gambar 3b) dan cara lubang tanam. Pada cara tanam kenongan dan guludan memanjang, jarak antar puncak guludan masih bervariasi yaitu  1,25 m x 1,50 m atau 1,5 m x 1,5 m sehingga populasi tanamannya berkisar antara 4.000 – 4.500 tanaman/ha. Sedangkan sistem lubang biasanya dibuat dengan jarak tanam 1 m x 1 m dan kedalaman 60 cm. Cara lubang hanya dilakukan pada penanaman di pekarangan.

Gambar 3. a. Penanaman stek ubikayu mukibat pada kenongan, b. Cara guludan memanjang.

Hasil percobaan di KP Genteng menunjukkan bahwa dengan cara sambung Mukibat, klon Adira-4, UJ-5, Kaspro dan lokal Dampit dapat mencapai hasil 90,4 t – 99,67 t/ha, sedangkan dengan cara biasa menghasilkan 54,3 t – 61,87 t/ha. Rata-rata kadar pati pada cara Mukibat lebih rendah dibandingkan cara biasa yaitu 20,8% dan 22,5%. Sedangkan kadar air umbi dan kadar HCN pada cara Mukibat cenderung lebih tinggi dibandingkan cara biasa. Kadar bahan kering dan kadar gula total relatif sama antara ubikayu sambung maupun ubikayu biasa.

Disarikan oleh Didik Sucahyono dari: Budhi Santoso Radjit, Nila Prasetiaswati, dan Erliana Ginting. 2010. Potensi Peningkatan Hasil Ubikayu melalui Sistim Sambung (Mukibat). Iptek Tanaman Pangan, 5 (2) 2010:197-209.

Rabu, 21 Maret 2012

Pemupukan berimbang Phonska ( singkong-ubikayu)

ANJURAN UMUM PEMUPUKAN BERIMBANG
MENGGUNAKAN PUPUK MAJEMUK
(Phonska Petrokimia-gresik, Urea Pusri)
(informasi lebih lanjut dapat menghubungi Pusat Layanan Pelanggan
PT Petrokimia Gresik atau Dinas Teknis Pertanian Setempat)
No
KOMODITI
DOSIS
WAKTU APLIKASI & TAKARAN PUPUK
1.
Anggur *)
1800 gr Phonska/pohon
Setelah Rompes : 900 gr Phonska/pohon
Saat pembesaran buah : 900 gr Phonska/pohon
2.
Apel *)

1600 gr Phonska/
Pohon

Setelah Rompes : 800 gr Phonska/pohon
Saat pembesaran buah : 800gr phonska/pohon
3.
Jeruk *)

1600 gr Phonska/
Pohon

Awal musim hujan : 800 gr Phonska/pohon
Akhir musim hujan : 800 gr Phonska/pohon
4.
Cengkeh *)

5000 gr Phonska/
Pohon
2500 gr Phonska/
Pohon

Awal musim hujan : 2500 gr Phonska + 1250 gr urea /pohon
Akhir musim hujan : 2500 gr Phonska + 1250 gr urea/pohon
5.
Kakao *)

1000 gr Phonska/
Pohon
150 gr Kieserit/
Pohon

Awal musim hujan : 500 gr Phonska + 75 gr kieserit /pohon
Akhir musim hujan : 500 gr Phonska + 75 gr Kieserit/pohon
6.
Kelapa
Sawit *)

5500 gr Phonska/
Pohon
1000gr KCI/
Pohon
1000 Kieserit

Awal musim hujan : 2750 gr
Phonska + 500 gr KCI + 500 gr Kieserit/pohon
Akhir musim hujan : 2750 gr
Phonska + 500 gr KCI + 500 gr Kieserit/pohon

7.

Kopi *)
1100 gr Phonka/
Pohon
150 gr Kieserit/
Pohon
Awal musim hujan : 550 gr Phonska + 75 gr kieserit /pohon
Akhir musim hujan : 550 gr Phonska + 75 gr kieserit/pohon
8.
Lada *)

3160 gr Phonska/
Pohon
300 gr KCI/pohon
275 gr Kieserit/
Pohon

Awal musim hujan : 1500 gr
Phonska + 120 gr KCI +100 gr kieserit/pohon
Susulan I : 850 gr phonska + 90 gr KCI +85 gr kieserit/pohon
Susulan II : 540 gr Phonska + 60 gr KCI + 60 gr kieserit/pohon
Susulan III : 270 gr Phonska + 30 gr KCI + 30 gr kieserite/pohon
Catatan : interval pemupukan 40-45 hari
*) = gr per (/) pohon, pupuk diberikan dengan cara dibenamkan dalam
alur mengelilingi batang tanaman
9.
Bawang

merah 800 kg Phonska
400 kg ZA

Dasar: 400 kg Phonska + 200 kg ZA
30 HST: 400 kg Phonska + 200 kg ZA
10.
Bawang putih

800 kg Phonska 400 kg
ZA

Dasar: 400 kg Phonska
20 HST: 400 kg Phonska + 50 kg ZA
40 HST: 350 kg ZA
11.
Buncis/kacang
panjang

450 kg Phonska
Dasar:150 kg Phonska
15 HST: 150 kg Phonska
30 HST: 150 kg Phonska
12.
Brokoli

800 kg Phonska
Dasar: 300 kg Phonska
15 HST: 250 kg Phonska
30 HST: 250 kg Phonska
13.
Jagung hibrida

300 kg Phonska
300 kg Urea

Dasar: 150 kg Phonska + 75 kg Urea
20 HST: 150 kg Phonska + 75 kg Urea
35 HST: 150 kg Urea
14.
Kacang panjang

450 kg Phonska
Dasar: 150 Kg Phonska
15 HST: 150 kg Phonska
30 HST: 150 kg Phonska
15.
Kacang tanah

250 kg Phonska
Dasar: 125 kg Phonska
30 HST: 125 kg Phonska
16.
Kedele

250 kg Phonska
Dasar: 125 kg Phonska
30 HST: 125 kg Phonska
17.
Kentang

1000 kg Phonska
200 kg ZA

Dasar: 500 kg Phonska + 100 kg ZA
30 HST: 500 kg Phonska + 100 kg ZA
18.
Kubis

400 kg Phonska
300 kg ZA

Dasar: 200 kg Phonska + 50 kg ZA
15 HST: 200 kg Phonska + 50 kg ZA
30 HST: 200 kg ZA
19.
Kubis bunga

800 kg Phonska
Dasar: 300 kg Phonska
15 HST: 250 kg Phonska
30 HST: 250 kg Phonska
20.
Lombok

800 kg Phonska
200 kg ZA

Dasar: 400 kg Phonska
20 HST: 400 kg Phonska
40 HST: 200 kg ZA
21.
Melon

1200 kg Phonska
200 kg KCl

Dasar: 400 kg Phonska + 100 kg KCl
1-8 MST: 800 kg Phonska + 100 kg KCl
Sistem kocoran: 100-180 gr/10 ltr, untuk 10 tanaman setiap 3 hari sekali
22.
Mentimun

400 kg Phonska
Dasar : 100 kg Phonska
20 HST : 150 kg Phonska
35 HST : 150 kg Phonska
23.
Padi sawah

300 kg Phonska
200 kg Urea

Dasar **) : 150 kg Phonska+ 50 kg Urea
20 HST : 150 kg Phonska+ 50 kg Urea
35 HST : 100 kg Urea
24.
Semangka

1200 kg Phonska
200 kg KCI

Dasar : 400 kg Phonska +100 kg KCI
1-8 MST : 800 kg Phonska +100 kg KCI
Sistem kocoran :
100-180 Gr/10 ltr untuk 10 tanaman setiap 3 hari sekali
25.
Terong


700 kg Phonska
150 kg ZA
Dasar : 300 kg Phonska
15 HST : 300 kg Phonska
30 HST : 100 kg Phonska +150 kg ZA
26.
Tomat


800 kg Phonska
200 kg ZA
Dasar : 400 kg Phonska
15 HST : 400 kg Phonska
30 HST : 200 kg ZA
27.
Ubi Jalar


300 kg Phonska
100 kg Urea
Dasar : 150 kg Phonska +25 kg Urea
30 HST : 150 kg Phonska +75 kg Urea
28.
Ubi Kayu/SINGKONG

300 kg Phonska
150 kg Urea

Dasar : 150 kg Phonska + 25 kg Urea
60 HST : 150 kg Phonska +125 kg Urea
29.
Wortel


400 kg Phonska
300 kg ZA
Dasar : 200 kg Phonska +50 kg ZA
15 HST : 200 kg Phonska +
50 kg ZA
30 HST : 200 kg ZA
HST : Hari Setelah Tanam
MST : Minggu Setelah Tanam
**) : Tanah kahat belerang, Urea diganti dengan 100 kg ZA






Pusat Layanan Pelanggan
Email : Konsumen@petrokimia-gresik.com
SMS : 0811344774
Telpon : 031-3977001-3, 3979975, 3981811-14, 3982100, 3982200
Telp bebas pulsa : 08001 636363, 08001 888777
Fax : 031-3979976

Selasa, 20 Maret 2012

Bertanam Singkong Kini Menguntungkan, Lho

REPUBLIKA.CO.ID, WAYKANAN - Singkong kini menjadi komoditas yang diperhitungkan. Seorang petani singkong di Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung, Irwan, Jumat, mengatakan cukup mempunyai keuntungan dari membudidayakan komoditas pertanian itu.

"Saat ini harga singkong Rp 750 per kilogram, turun Rp 50 dari sebelumnya yang mencapai Rp 800 per kilogram, namun tetap ada keuntungan," kata warga Kampung Tanjungsari Kecamatan Pakuanratu, di Waykanan yang berada sekitar 200 km utara Kota Bandarlampung.

Teknologi Tanam Ubi Kayu Double-Row

Di Indonesia, ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok ke tiga setelah padi-padian dan jagung. Permasalahan umum pada pertanaman ubikayu adalah produktivitas dan pendapatan yang rendah. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi budidaya ubikayu dengan benar seperti belum dilakukan pemupukan baik pupuk an-organik maupun organik (pupuk kandang). Salah satu teknik budidaya yang dapat menjadi solusi untuk peningkatan produktivitas ubi kayu adalah dengan penggunaan sistem tanam double row.
Bahan Tanaman
Tanaman ubikayu sebagian besar dikembangkan secara vegetatif yakni dengan setek. Jenis bahan tanaman (varietas/klon) ubikayu yang dapat ditanam antara lain adalah varietas UJ-3 (Thailand), varietas UJ-5 (Cassesart), dan klon lokal (Barokah, Manado, Klenteng,mekarmanik dan lain-lain). Varietas UJ-3 banyak ditanam petani karena berumur pendek tetapi kadar pati yang lebih rendah sehingga menyebabkan tingginya potongan timbangan saat penjualan hasil di pabrik.
Hasil kajian BPTP Lampung bahwa penggunaan varietas UJ-5 mampu berproduksi tinggi dan memiliki kadar pati yang tinggi pula. Beberapa varietas atau klon ubikayu yang banyak di tanam antara lain dapat dilihat pada Tabel berikut.

Rabu, 14 Maret 2012

Harga singkong maret 2012 lampung

Harga singkong
  • Lapak BW Rp.800,- Refaksi 10%(kasesa), 20% (Thailand), 
  • SInar Laut Rp.860,- Refaksi 12%(kasesa), 20% (Thailand)
Pabrik Lampung Utara