Selasa, 20 Maret 2012

Teknologi Tanam Ubi Kayu Double-Row

Di Indonesia, ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok ke tiga setelah padi-padian dan jagung. Permasalahan umum pada pertanaman ubikayu adalah produktivitas dan pendapatan yang rendah. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi budidaya ubikayu dengan benar seperti belum dilakukan pemupukan baik pupuk an-organik maupun organik (pupuk kandang). Salah satu teknik budidaya yang dapat menjadi solusi untuk peningkatan produktivitas ubi kayu adalah dengan penggunaan sistem tanam double row.
Bahan Tanaman
Tanaman ubikayu sebagian besar dikembangkan secara vegetatif yakni dengan setek. Jenis bahan tanaman (varietas/klon) ubikayu yang dapat ditanam antara lain adalah varietas UJ-3 (Thailand), varietas UJ-5 (Cassesart), dan klon lokal (Barokah, Manado, Klenteng,mekarmanik dan lain-lain). Varietas UJ-3 banyak ditanam petani karena berumur pendek tetapi kadar pati yang lebih rendah sehingga menyebabkan tingginya potongan timbangan saat penjualan hasil di pabrik.
Hasil kajian BPTP Lampung bahwa penggunaan varietas UJ-5 mampu berproduksi tinggi dan memiliki kadar pati yang tinggi pula. Beberapa varietas atau klon ubikayu yang banyak di tanam antara lain dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel. Beberapa varietas/klon ubikayu unggulan
 Varietas/Klon  Umur (bulan) Kadar Pati (%) Produksi (ton/ha)     SistemTanam
UJ-3 (Thailand)  8 - 10   25 - 30   35-40   Rapat (70x80 cm)
UJ-5 (Cassesart)  10 - 12    30 - 36  45 - 60   Double row
Malang  9 - 10  25 - 32   35 - 38   Rapat (70x80 cm)
Barokah (Lokal)  9 - 10    25 - 30  35 - 40    Double row
 
Penggunaan bibit unggul
Setek untuk bibit tanaman adalah varietas UJ-5 yang diambil dari tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan. Jumlah bibit per hektar dengan sisitem tanam double row adalah 11.200 tanaman. Panjang setek yang digunakan adalah 20 cm.
 
Pengolahan tanah
Tanah diolah sedalam 25 cm dapat dilakukan dengan mencangkul, membajak dengan ternak dan traktor. Dibuat guludan atau bedengan dengan jarak ganda (double row) yaitu 80 cm dan 160 cm (Gambar 1 dan 2).
 
Sistem tanam
Sistem atau cara tanam double row adalah membuat baris ganda (double row) yakni jarak antar barisan 160 cm dan 80 cm, sedangkan jarak di dalam barisan sama yakni 80 cm. Sehingga jarak tanam ubikayu baris pertama (160 cm x 80 cm) dan baris kedua (80 cm x 80 cm). Penjarangan barisan ini ditujukan agar tanaman lebih banyak mendapatkan sinar matahari untuk proses fotosintesa, sehingga pembentukan zat pati ubikayu dalam umbi lebih banyak dan ukuran umbi besar-besar. Selain itu, diantara barisan berukuran 160 cm dapat ditanami jagung dan kacang-kacangan untuk meningkatkan pendapatan petani. Keuntungan lain dari sistem tanam ubikayu double row adalah jumlah bibit yang digunakan lebih sedikit yakni 11.200 tanaman dibandingkan dengan sistem tanam petani biasa dengan jumlah bibit 18.000 tanaman. Secara umum dapat dilihat pada tabel 1 dengan sistem pola tanam ubikayu double row yang terlampir dibawah ini
 
Pemupukan
Dosis pemupukan an organik per ha yang dianjurkan adalah : 200 kg Urea + 150 kg SP36 + 100 kg KCl dan 5 ton pupuk kandang. Pada musim tanam berikutnya dosis pupuk kandang dikurangi menjadi 3 ton/ha. Pemupukan Urea dilakukan 2 kali yakni pada umur 1 bulan dan 3 bulan, sedangkan SP36 dan KCl diberikan 1 kali pada umur 1 bulan setelah tanam. Pemberian pupuk kandang dilakukan pada sekitar perakaran pada umur 2 minggu setelah tanam.
 
Pemeliharaan
Penyiangan pertama dilakukan pada umur 3 minggu sampai 1 bulan setelah tanam. Penyiangan ini dilakukan secara mekanis dengan menggunakan koret. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam dengan menggunakan herbisida. Penjarangan cabang dilakukan pada umur 1 bulan, dengan jumlah cabang yang dipelihara adalah 2 cabang per tanaman.

Penulis : Ume Humaedah
Sumber: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya Ubi Kayu.

3 komentar:

  1. gan, tanaman selanya biasanya apa?

    BalasHapus
  2. Potensi hasil maksimal pertanaman berapa kg ?
    Apakah ada sistem tanam dengan pola lain agar produktifitas per ha bisa 100 ton?

    BalasHapus